Sabtu, 31 Oktober 2015

2 Wartawan Italia Picu Perkelahian dengan Marquez

2 Wartawan Italia Picu Perkelahian dengan Marquez


Dilansir laman Marca, Sabtu 31 Oktober 2015, Marc Márquez terlibat perkelahian dengan wartawan Italia. Insiden berawal dari kepulangan Marquez bersama ayah dan saudaranya dari bersepeda. Kepulangan mereka disambut wartawan asal Italia yang sudah menunggu.

Wartawan tersebut adalah Stefano Corti dan Alessando Onnis yang berasal dari program televisi kontroversial 'Le Lene' (Sang Hyena). Tapi Marquez tak ingin diwawancarai oleh mereka.

Karena kesal, kedua wartawan itu kemudian melakukan provokasi di halaman rumah Marquez dengan melempar botol ke dinding rumah. Ayah Marquez sempat keluar dan memarahi keduanya. 

Konflik memanas dan memuncak menjadi bentrok fisik Marquez dengan kedua wartawan itu. Marquez dikabarkan mengalami luka di leher. Sementara dua wartawan itu mengalami kerusakan kamera yang parah.

Perselisihan ini disinyalir merupakan buntut konflik Marquez dengan Rossi. Marquez diduga membantu rekan senegaranya, Jorge Lorenzo sekaligus menjegal Rossi dalam perebutan gelar juara MotoGP 2015.
Baca selengkapnya

Tak Terima Kena Penalti, Rossi Ajukan Banding ke CAS

Tak Terima Kena Penalti, Rossi Ajukan Banding ke CAS

Rossi menggunakan berbagai agar terbebas dari hukuman yang kini membelitnya. Rossi yang dianggap bersalah atas kecelakaan Marc Marquez di Sirkuit Sepang pada 25 Oktober 2015 lalu, kini menempuh jalur banding ke Pengadilan Arbritase Olahraga (CAS).

Laporan banding tersebut sudah diterima oleh Federasi balap motor dunia (FIM) dan mereka akan mempertimbangkan segala tuntutan yang dilayangkan pihak Rossi dan memutuskan nasib Rossi pada 6 November 2015.

"Pembalap asal Italia, Valentino Rossi telah mengajukan banding ke Pengadilan Arbritase Olahraga (CAS) atas keputusan FIM yang mengenai hukuman penalti tiga poin atas insiden yang melibatkan pembalap lain saat lomba digelar di Malaysia, 25 Oktober 2015 lalu. FIM Race Direction menyatakan bahwa Rossi sengaja memaksa pembalap lain untuk keluar lintasan sehingga terjadi kontak fisik dan menyebabkan saingannya kecelakaan dan gagal menuntasakan balapan," tulis pernyataan FIM yang dikutip dari Crash.

"Rossi kini berusaha membatalkan atau mengurangi hukuman yang diterimanya. Dia telah mengajukan permohonan agar tidak kehilangan tempat di baris terdepan saat seri terakhir digelar di Valencia pada 6-8 November 2015. Saat ini prosedur abritase sedang berlangsung. Pengumuman final soal banding Rossi akan disiarkan paling lambat 6 November 2015," tutup pernyataan tersebut.
Baca selengkapnya

Artis Semok Youtube Asal Italia Ini Bela Marquez

Artis Semok Youtube Asal Italia Ini Bela Marquez

Tidak semua warga Italia membela tindakan kurang sportif Rossi yang menendang Marc Marquez di Sirkuit Internasional Sepang (SIC) akhir pekan kemarin. Martina Dell'Ombra misalnya, wanita cantik asal Italia tersebut malah mendukung juara dunia dua kali yang notabanenya merupakan pembalap asal Spanyol.

"Kita tidak harus menyerang Marquez, karena dia seperti Robin Hood MotoGP," ucap Dell'Ombra, melalui video youtubenya seperti dikutip Meltybuzz, Jumat (30/10/2015).

Alasan Dell'Ombra membela Marquez adalah karena ia ingat dengan pesan ibunya bahwa ketika seseorang sudah berada pada puncak karier, maka ia harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk sama-sama mencicipi keberhasilan tersebut.

Pesan tersembunyi yang disampaikan Dell'Ombra diartikan sebagai persaingan Rossi dan Lorenzo. Seharusnya Rossi memberikan jalan kepada rekan setimnya dari Movistar Yamaha untuk menambah koleksi gelar juaranya.

"Saya teringat pesan ibuku. Ia pernah berkata kepada saya bahwa Anda harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mencicipi keberhasilan tersebut. Seperti dalam kasus ini, pengendara Mallorca. Itu saja," tutup Dell'Ombra, yang dikenal sebagai artis youtube.
Baca selengkapnya

Rider yang Jadi Korban Keganasan Rossi di Lintasan

Rider yang Jadi Korban Keganasan Rossi di Lintasan

Jika menilik sedikit kebelakang, perseteruan antar pembalap bukan kali pertama dirasakan oleh Rossi.

Seperti yang kita tahu Rossi terlibat insiden dengan Marquez di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, Minggu (25/10/2015) kemarin. Akibatnya ia dihukum penalti dan harus start dari posisi terbuncit di Grand Prix Valencia, 8 November nanti.

Insiden tersebut membuat Rossi kini berseteru dengan Marquez, yang dianggap mengacaukan peluangnya jadi juara dunia. Pasalnya, hukuman yang dijatuhi Race Direction membuat Jorge Lorenzo jadi diuntungkan di seri terakhir nanti.

Jika membahas soal kejuaraan, bukan kali pertama Rossi mendapat gangguan atau sekedar jadi pengganggu. Berikut ini beberapa korban The Doctor dikutip dari Sindonews :

1. Max Biaggi

Duel sengit antara Rossi dan Biaggi tercetus pada musim 2001, tepatnya di Grand Prix Jepang di Sirkuit Suzuka. Dua pembalap Italia itu saling senggol di lintasan di mana Biaggi dengan sengaja mendorong Rossi keluar saat beradu di trek lurus.

Rossi kemudian membalas dengan cara yang unik. Ketika menyalip di lap berikutnya, ia mengacungkan jari tengah ke arah Biaggi yang tepat di belakangnya. Insiden itu jadi awal mula persaingan keduanya yang memuncak di Grand Prix Catalunya. Rossi dan Biaggi sempat saling adu argumen sebelum sesi konferensi pers setelah balapan.

2. Sete Gibernau

Memanasnya hubungan Rossi dengan Gibernau sebenarnya bermula sejak musim 2004. Saat itu, Rossi mendapat hukuman penalti akibat insiden Qatar yang membuatnya bersumpah tidak akan memberikan kemenangan sekalipun pada Gibernau.

Di Grand Prix Jerez, Rossi dan Gibernau saling overtake di tikungan terakhir jelang garis finish. Senggolan keduanya menyebabkan Gibernau keluar jalur dan akhirnya Rossi keluar sebagai juara.

3. Casey Stoner

Bukan rahasia lagi jika Stoner dan Rossi memang jadi dua pembalap yang kerap bersaing sengit di lintasan. Duel keduanya di Grand Prix Laguna Seca 2008 lalu jadi salah satu contoh yang disebut-sebut sebagai aksi balap terbaik sepanjang masa.

Namun puncak kekesalan Stoner muncul pada musim 2011 di mana ia terjatuh akibat Rossi. Saat berlaga di Grand Prix Jerez, Stoner jatuh setelah Rossi yang menyalip di depannya tergelincir. Tubrukan keduanya pun tak terhindarkan yang membuat Stoner menyindir selepas balapan. "Ambisismu melebihi bakatmu," ucap Stoner pada Rossi yang kala itu membela tim Ducati.

4. Marc Marquez

Tekanan tinggi Rossi dan Marquez mulai tercetus sejak sesi konferensi pers sebelum Grand Prix Malaysia berlangsung. Rossi kala itu menyinggung juniornya yang dianggap lebih senang melihat Lorenzo juara dunia.

Rossi dan Marquez yang saling menyalip di lap keenam, terlibat senggolan di lap berikutnya hingga membuat Marquez terjatuh. Rossi akhirnya mendapat penalti dan kini hubungan keduanya memanas meski Marquez sempat menjadikan Rossi idola masa kecilnya.
Baca selengkapnya

Jumat, 30 Oktober 2015

Surat Terbuka Sang Legenda Buat Rossi-Marquez

Surat Terbuka Sang Legenda Buat Rossi-Marquez

Salah satu legenda balapan roda dua, Angel Nieto menulis surat terbuka yang ditujukan untuk Rossi dan Marc Marquez menyusul insiden kontroversial yang terjadi di GP Malaysia akhir pekan kemarin. Sang mantan juara dunia 13 kali itu meminta kepada kedua pembalap untuk menjaga harmonisasi olahraga balap tersebut. 

Kendati banyak pro dan kontra, namun tindakan Rossi menendang kepala Marquez seperti mencederai aturan balap sepeda motor. Karena sikap fair play yang selalu ditanamkan justru diabaikan hanya demi menyalurkan dendam pribadinya. Itulah yang membuat Nieto menuliskan surat tersebut kepada Rossi dan Marquez.

Berikut ini isi surat terbuka Nieto yang ditujukan untuk Rossi dan Marquez seperti dikutip dari Crash, Jumat (30/10/2015) :

Kepada Marc dan Valentino,

Kami para pembalap motor selalu mempunyai olahraga yang berbeda, persaingan antara kami tetap terbatas pada apa yang terjadi di trek dan untuk itu saya ingin di GP Valencia baik-baik saja, sekali lagi, bukti perbedaan ini yang telah ditandai selama bertahun-tahun.

Dengan hal ini, Valentino dan Marc, saya pikir itu tidak perlu melihat ke belakang, bahkan tidak untuk mendapatkan momentum. Saya ingin meminta Anda untuk melanjutkan dengan harmoni dan rasa hormat yang telah ditandai sepanjang karier sukses Anda, di mana Anda berada idola satu sama lain. Menghormati adalah sesuatu yang tidak harus Anda dihilangkan dan ini harus menjadi contoh bagi jutaan penggemar yang mencintai olahraga.

Saya mungkin tidak tahu bahwa saya bisa bertanya, tapi saya ingin, dengan sikap sportif terbaik, dan semoga mendapatkan kemenangan yang terbaik! Saya berharap pada hari Kamis iklim yang sulit ini, yang tidak baik sepeda motor untuk tenang.

Valencia menanti Anda dengan tangan terbuka, akan ada sell-out yang belum pernah sebelumnya, dengan puluhan ribu fans yang akan menunggu untuk melihat suatu peristiwa yang luar biasa dibandingkan dengan final Piala Dunia. Mereka tahu bahwa itu adalah salah satu sirkuit terbaik untuk menikmati perlombaan sepeda dan berdiri penuh penggemar yang menikmati deru mesin.

Saya tidak ragu bahwa Anda, para fans yang akan tiba di Cheste,  Anda akan memberikan contoh yang bagus dari sportivitas sehingga kami dapat merayakan bersama-sama, terlepas dari warna masing-masing, dengan sikap seperti salah satu protagonis dari rugby di periode ketiga.

Saya tidak ingin melupakan baik Jorge atau Dani, yang sekali lagi membantu membuat Championship terbesar MotoGP Dunia dengan prestasi mengesankan. Saya berharap bahwa tim terbaik menang dan melintasi garis finis dia berbicara hanya dari race bersejarah yang menempatkan akhir yang bahagia untuk musim lebih menarik dari sebelumnya. Sebuah pelukan besar untuk semua, sampai bertemu di Valencia.
Baca selengkapnya

Surat Ancaman FIM Kepada Rider, Tim, Sponsor, Fans, serta Semua yang Terlibat

Vito Ippolito (Presiden FIM)


Vito Ippolito (Presiden FIM) mengecam insiden Valentino Rossi dan Marc Marquez di GP Malaysia akhir pekan kemarin. Bahkan pria berkacamata itu menuduh kedua pembalap telah memberikan efek negatif terhadap gelaran MotoGP. 

Ippolito mendesak kepada kedua pembalap, tim, dan sponsor untuk bertanggung jawab menyusul insiden di Sepang, yang mana bisa merusak olahraga balap motor tersebut. 

Berikut adalah pernyataan lengkap Presiden FIM, Vito Ippolito seperti dilansir dari Crash, Jumat (30/20/2015). 

Peristiwa baru-baru ini muncul di balik persaingan gelar juara dunia MotoGP 2015. FIM menilai insiden Rossi dan Marquez memberikan efek merusak gelaran MotoGP dan meracuni olahraga balap kuda besi. Ini jauh dari tradisi sportivitas yang merupakan bagian dari warisan balap motor. Setiap orang memiliki hak untuk mengekspresikan ide-ide mereka. Tapi kata-kata dan tindakan selalu memiliki konsekuensi. Setiap individu harus bertanggung jawab untuk konsekuensi mereka. 

Pertama-tama sirkus MotoGP harus menyadari hal ini. Masing-masing dari mereka memiliki ribuan penggemar yang mengikuti eksploitasi mereka di trek dan mendengarkan apa yang mereka katakan keluar jalur. Untuk itu, kita melihat kepada mereka, tidak hanya di kejuaraan ini tetapi dalam semua disiplin ilmu kami. Itu yang harus dipahami seluruh pembalap ketika mereka terjun di olahraga balap motor. 

Tanggung jawab ini juga dimiliki oleh orang-orang yang membentuk rombongan mereka, dimulai dengan tim dan sponsor. Meskipun benar atau tidaknya masalah ini, tetapi jika ada beberapa orang yang ingin memicu polemik tentang kejadian atau keputusan Race Direction. Maka mereka telah melakukan tindakan dan berupaya merugikan gelaran kejuaraan balap motor, sehingga ini bisa merugikan seluruh masyarakat dan sebaliknya, jika semua hal baik maka akan menghadirkan suasana baik bagi semua orang. 

Pembalap, tim, produsen dan sponsor tak hanya menghormati aturan tetapi mereka harus menerima keputusan dari pejabat. Jika tidak, mereka berkontribusi terhadap anarki dan merusak perkembangan masa depan olahraga kami. Atas nama FIM dan semua orang yang melakukan yang terbaik untuk membawa kesimpulan senang Championship ini, saya mengungkapkan harapan bahwa pada putaran berikutnya dan terakhir di Valencia pengendara akan berjuang keluar di trek dengan cara menghormati semangat fair play.

Baca selengkapnya

Burgess: Ini Bukan Rossi yang Saya Kenal

Burgess: Ini Bukan Rossi yang Saya Kenal

Jeremy Burgess terkejut oleh perilaku Valentino Rossi di GP Malaysia. Menurut mantan kepala mekanik Rossi tersebut, itu bukan Rossi yang selama ini dikenalnya. 

Menanggapi insiden tersebut, Burgess berkata Rossi tidak bisa berharap dari Dani Pedrosa dan Marquez untuk mengalah dalam perebutan tempat ketiga saat ia tengah berjuang memperebutkan mahkota juara dunia kesepuluh sepanjang kariernya. Sehingga Rossi sedikit mengubah riding style-nya di Sepang dan itu bukan karakter dari Rossi. 

"Itu bukan Valentino Rossi yang saya tahu. Dia tidak bisa berharap dari Dani dan Marc untuk memberikan tempat di tempat ketiga atau keempat, saat ia dan Jorge Lorenzo tengah berburu gelar juara musim ini," terang Burgess tulis Speedweek dikutip dari Sindonews, Jumat (30/10/2015). 

"Rossi beberapa kali sering melakukan manuver yang berlebihan (melebar) dengan memilih jalur yang tidak biasa. Jadi saya ingin mengulangi perkataan saya bahwa itu bukan Valentino yang saya tahu. Ini musim yang panjang dan ia memimpin klasemen sejak lama. Rupanya ketika seseorang berusia 36 tahun dia terus merasakan tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa usia tidak selalu menunjukkan sesuatu yang bijaksana," tambah Burgess

Jeremy Burgess adalah salah satu mekanik paling sukses dalam sejarah GP. Ia sudah menemani Rossi sejak mengawali debutnya di kelas premier pada 2000 lalu dan sudah merasakan tujuh gelar juara dunia bersama Rossi. Bahkan pria berkebangsaan Australia itu sangat berjasa ketika menemani Mick Doohan meraih lima gelar juara dunia, dan satu sekali dengan Wayne Gardner.

Baca selengkapnya

Kamis, 29 Oktober 2015

Marquez Idolakan Rossi, Semua Itu Bohong

Marquez Idolakan Rossi, Semua Itu Bohong

Marc Marquez pernah mengatakan bahwa ia mengidolakan Valentino Rossi. Namun, pernyataan itu dinilai sebagai pencitraan saja dan bohong besar oleh Carlo Pernat.

Pernat yang merupakan komentator MotoGP asal Italia menyatakan bila Marquez memiliki kebencian kepada Rossi menyusul insiden sengit yang terjadi di GP Malaysia.

Rossi yang terpancing emosinya, sampai “menendang” Marquez hingga terjatuh. Atas kejadian itu, Rossi dihukum dengan start dari posisi terakhir di Valencia nanti.

Usai balapan, Marquez mengaku kesal akan tingkah Rossi dan sudah tidak ada respek lagi kepada pembalap Italia tersebut. Pernat menyatakan bila jawara dunia 2 musim terakhir itu memang tak mengidolakan Rossi.

Klaim Pernat itu juga didukung oleh pernyataan manajer pribadi Andrea Iannone yang pernah mendengar langsung dari Rossi bahwa Marquez adalah seorang penipu.

"Sekarang saya berani mengungkapkan bahwa tiga tahun lalu Valentino pernah mengatakan kepada saya 'Carlo, Anda tidak tahu kalau dia (Marquez) adalah penipu yang andal '. Saya bertanya kepada Vale, apakah dia yakin tentang hal itu? Tetapi, sekarang saya melihat itu bukan omong kosong,” katanya.

“Dia (Marquez) selalu membenci Valentino. Dan apa yang pernah dikatakan Valentino kepada saya tiga tahun lalu adalah kebenaran," sambung Pernat seperti dikutip dari Gazzettaworld.

Pernat juga menertawakan pernyataan wartawan yang menyatakan bila Marquez memiliki poster Rossi di kamar tidurnya. 

"Apakah Anda benar-benar berpikir bahwa Marc Marquez memiliki poster Rossi di ruangannya? Kamu pasti bercanda! Mungkin ia melakukannya pada tiga tahun lalu, tapi percayalah dengan pernyataan Rossi karena saya tahu semuanya," tutup Pernat.
Baca selengkapnya

Gara-Gara Marquez, Rossi Gagal Nikah dengan Linda Morselli ?

Gara-Gara Marquez, Rossi Gagal Nikah dengan Linda Morselli ?

Pacar Rossi, Linda Morselli, akhirnya ikut berkomentar terkait apa yang menimpa sang Doctor. Morselli menyemangati Rossi melalui Instagram.

Morselli mengunggah foto ketik tangannya tengah digandeng mesra oleh Rossi dengan caption: "Dan kemudian semuanya runtuh, tapi Anda harus tahu bagaimana untuk bangkit mengejar mimpi. Banyak yang percaya perjuangan belum berakhir," tulis Morselli.

Dengan terkena hukuman start di tempat terakhir, Rossi terancam gagal menjadi juara dunia. Meskipun masih memuncaki klasemen, namun ia cuma unggul tujuh poin dari Jorge Lorenzo.

Morselli jelas cemas melihat Rossi kemungkinan gagal menjadi juara dunia. Sebab, pernikahannya juga akan terancam. Rossi pernah berjanji akan menikahi Morselli jika menjadi juara musim ini. 

"Hubungan saya dengan Linda baik-baik saja, tapi kami belum membicarakan soal pernikahan. Meski demikian, saya berjanji jika bisa meraih gelar, maka kami akan menikah," ungkap Rossi kepada Gazzetta dello Sport beberapa waktu lalu.
Baca selengkapnya

Konspirasi Pembalap Italia Pernah Terjadi di Kelas 125cc

Konspirasi Pembalap Italia Pernah Terjadi di Kelas 125cc
Kalau Kamu tidak percaya teori konspirasi, mohon berhenti sampai di sini. Karena postingan ini berisi cerita konspirasi balap di era lalu yang saya kutip dari BeritaSatu.

Sebelum balapan di Sepang, Valentino Rossi menuduh para pembalap Spanyol berkonspirasi memojokkan dia di Grand Prix Australia. Hanya tiga hari kemudian setelah pernyataannya itu, dua pembalap Spanyol melesat meninggalkan Rossi yang harus "berduel" melawan satu pembalap Spanyol lainnya.

Sebetulnya, ini sebuah pengulangan sejarah dari balapan sangat dramatis di seri pamungkas kelas 125cc musim 1990, ketika empat pembalap Italia berkonspirasi menyudutkan seorang pembalap Belanda.

Dalam balapan di Phillip Isand itu, pembalap Belanda Hans Spaan menuju trek dengan tertinggal dua poin dari pemuncak klasemen Loris Capirossi.

Spaan berada di pole position, dan yang perlu dilakukannya hanyalah finis di depan Capirossi untuk mengangkat trofi juara dunia. Masalahnya adalah, dia juga harus menghadapi tiga pembalap Italia lainnya yang tidak berpeluang lagi, dan semuanya bekerja sama membantu kemenangan Capirossi.

Jalannya balapan menjadi legenda, di mana Dario Romboni, Fausto Gresini dan Bruno Casanova semua bergantian memblokir jalan Spaan setiap kali menyalip, dan berusaha membuatnya melebar.

Begitu panasnya situasi sampai Spaan kehilangan kesabaran dan menonjok Gresini di atas motor yang sedang melaju kencang saking frustrasinya. Adegan tersebut bisa disimak dalam di video di bawah.

Rencana para pembalap Italia itu membuahkan hasil, Spaan finis keempat dan Capirossi menjadi juara dunia di musim perdananya, sebuah debut yang luar biasa.

Di kelas MotoGP musim ini, teori konspirasi menyebut Rossi versus kombinasi Marc Marquez dan Jorge Lorenzo. Tapi yang tidak banyak diketahui, Rossi tampaknya percaya Dani Pedrosa juga terlibat.

Usai balapan di Aragon, sebuah media Spanyol memberitakan bahwa Rossi mencari Pedrosa untuk menanyakan kenapa dia menekannya habis-habisan. Masih ingat pelukan mesra Lorenzo ke Pedrosa usai balapan Aragon? Atau kenapa Lorenzo tak berusaha menyalip Pedrosa di Sepang? Tapi ini versi Spanyol.

Sedangkan versi Italia, praktis seluruh warganya percaya adanya konspirasi Spanyol ini. Maka ini bukan lagi soal Rossi versus trio Spanyol atau Repsol versus Movistar atau Honda versus Yamaha, tapi Italia versus Spanyol.

Rossi masih unggul tujuh poin, dan beda dengan Spaan, yang harus dilakukannya hanyalah finis tepat di belakang Lorenzo untuk menjadi juara dunia.

Masalahnya bagi Rossi, bisakah dia menemukan sesama pembalap Italia untuk meladeni trio Spanyol dan mengulangi kisah sukses Capirossi? Dan bahkan kalau dia bisa mengajak Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone bergabung menjadi trisula Italia, Rossi harus terlebih dahulu memikirkan cara bagaimana melesat ke tiga besar dari posisi start paling belakang, di balapan yang berlangsung di Spanyol.

Berikut ini videonya :


Baca selengkapnya

Nama Besar Rossi Tak Akan Pengaruhi Sanksi

Nama Besar Rossi Tak Akan Pengaruhi Sanksi

Franco Uncini sang Direktur masalah keselamatan MotoGP menegaskan nama besar Valentino Rossi tidak dipertimbangkan dalam menangani kasus tabrakan dia dengan Marc Marquez di Sepang akhir pekan lalu.

Rossi mendapat tiga poin penalti dan akibatnya harus start paling akhir pada seri pamungkas di Valencia 8 November nanti karena sebelumnya juga sudah menerima satu poin penalti.

Sebelumnya muncul banyak kritikan bahwa Race Direction berlaku diskriminatif karena kalau bukan Rossi pasti hukumannya lebih berat, atau langsung dihukum ketika balapan berlangsung tanpa menunggu balapan selesai.

"Begitu kami melihat adanya benturan, kami seharusnya bisa langsung menghukum Valentino. Bagi kami, tampak jelas dia mendesak Marquez keluar lintasan," terang Uncini. "Namun kami memutuskan untuk tetap mengikuti jalannya balapan, bicara kepada para pembalap dan meneliti kembali bentrokan itu."

Kebijakan itu diambil bukan karena nama besar Rossi, namun karena setiap keputusan yang diambil bisa berdampak besar pada posisi di klasemen.

"Keputusan yang diambil sangat penting, bukan karena ini menyangkut Rossi, tapi karena ini akan punya dampak pada klasemen. Race Direction tidak mau membuat kesalahan," jelasnya.

"Penundaan pengambilan keputusan didorong oleh perlunya mengevaluasi dengan baik di semua aspek."

Yamaha mempertanyakan kenapa Marquez tidak dikenakan sanksi karena mengganggu balapan Rossi, namun menurut Uncini meskipun misalnya hal itu terbukti, dia tidak melanggar peraturan.

"Memang tindakannya ekstrem, tapi masih dalam batasnya. Tidak ada aturan tertulis bahwa setiap pembalap harus menggeber 100% di setiap putaran. Anda bisa menentukan akselerasi sendiri dengan pertimbangan degradasi ban, bahan bakar, dan mesin," kata Uncini.

"Kenapa kami harus menghukum manuver menyalip yang sama dengan ribuan adegan menyalip lainnya? Selama masih sesuai aturan, aksi menyalip itu disarankan."

Uncini mengatakan memang ada kesepakatan tak tertulis di kalangan pembalap untuk tidak bertindak agresif terhadap pembalap yang berpeluang menjadi juara dunia kalau mereka sendiri sudah tak berpeluang. Namun dalam kasus Marquez dan Rossi, "mereka berdua sudah saling marah sejak kasus di Argentina."

Di Argetina awal musim ini, Rossi bisa menyusul pimpinan lomba Marquez di putaran-putaran akhir dan mereka berdua tabrakan hingga Marquez jatuh, sementara Rossi menjadi juara.

Uncini juga menggambarkan suasana sidang Race Direction di Sepang, di mana Rossi terlihat "sangat kesal", namun kedua pembalap tetap sopan dalam tanya jawab dengan para pejabat MotoGP.

Soal dugaan bahwa Rossi menendang motor Marquez hingga jatuh, Uncini mengatakan tidak ada bukti kuat soal itu.

"Dengan tidak adanya bukti kuat, kami tidak membuat kesimpulan soal gerakan kaki itu. Bisa saja kakinya terpeleset karena terbentur," ujarnya.
Baca selengkapnya

Petinggi Dorna Tak Suka Perbuatan Marquez

CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta memilih bungkam soal cekcok Valentino Rossi dan Marc Marquez yang terjadi di Malaysia akhir pekan lalu, namun dia jelas tak suka bahwa seri pamungkas yang mestinya menjadi klimaks pertarungan mendebarkan akan penuh suasana penyesalan dan dendam.

Kemarahan Ezpelata jelas terlihat hari Minggu lalu ketika dia bicara dengan dua pembalap pemicu kontroversi di atas, seperti diberitakan La Gazzetta dello Sport dan dikutip dari BeritaSatu, Rabu (28/20).

Menurut Direktur Pelaksana Dorna Sports, Javier Alonso, Marquez merupakan penyebab tabrakan yang membuatnya jatuh sendiri dan Rossi dihukum start paling belakang di Valencia nanti.

“Marc tidak melakukan apa pun yang ilegal, namun dia memaksakan sebuah situasi hingga mencapai batasnya dan kurang masuk akal, sehingga Rossi melakukan itu, meskipun hal tersebut juga bukan suatu pembenaran," terang Alonzo.

"Namun kami juga tidak percaya bahwa aksi Rossi tersebut bisa dikenakan hukuman lebih berat," tutupnya.

Petinggi Dorna Tak Suka Perbuatan Marquez

Baca selengkapnya

Pihak Lorenzo Bantah Kerjasama dengan Marquez untuk Jegal Rossi

Pihak Lorenzo Bantah Kerjasama dengan Marquez untuk Jegal Rossi


Pihak Jorge Lorenzo akhirnya bersua perihal isu yang berhembus dirinya sempat mengadakan pertemuan dengan Marc Marquez dan menegaskan kabar tersebut sama sekali tidak benar pada  Kamis (29/10/2015)..

Lorenzo diberitakan media Italia La Repubblica, mengadakan pertemuan dengan Marquez sebelum balapan di Aragon beberapa waktu lalu. Laporannya menyebut Lorenzo dan Marquez membicarakan bagaimana langkahnya menjegal kans juara Valentino Rossi yang saat ini sedang bersaing ketat dengannya. 

Kabar tersebut membuat tensi panas Lorenzo dan Rossi kian memanas jelang seri penentuan di Valencia. Sebab keduanya sudah terlibat perang dingin yang memuncak di Grand Prix Malaysia kemarin. 

Berikut ini pernyataan pihak Lorenzo terkait isu pertemuannya dengan Marquez seperti dikutip dari Sindonews:

"Dari staf Jorge Lorenzo, kami secara resmi menyangkal tegas untuk segala sesuatu yang telah diberitakan dalam 24 jam terakhir yakni pertemuan Jorge dengan Marc Marquez. Informasi konyol dan tidak berdasar itu diterbitkan La Repubblica yang membuat media Italia lainnya ramai.

Tidak ingin termakan situasi yang tidak menyenangkan ini, pembalap hanya ingin mengekspresikan rasa tidak tenangnya soal rumor tersebut yang belum diverifikasi sebelum meluas ke masyarakat. Kami tegaskan sekali lagi, semua informasi itu benar-benar palsu.

"Di sisi lain, kami juga ingin menyangkal Jorge Lorenzo mendatangi kantor Race Direction MotoGP setelah Grand Prix Malaysia sebagaimana diberitakan di media. Jorge juga sempat membantahnya di media"

Baca selengkapnya

Senin, 05 Oktober 2015

Pendrosa Hampir Menyamai Rekor Angel Nieto

Setelah finis kedua di MotoGP Aragon, Dani Pedrosa menggoreskan rekor baru, yaitu setelah bertarung sengit dengan rossi.

Akhirnya Pedrosa pun sukses mengoleksi 138 podium selama berkarir di Grand Prix. Jumlah ini terdiri dari 49 kemenangan, 50 finis kedua dan 39 finis ketiga dan hanya tertinggal satu podium dari 13 kali juara dunia, Angel Nieto yang tercatat sebagai pebalap Spanyol dengan koleksi podium terbanyak sepanjang sejarah.

Jika berhasil naik podium di Sirkuit Twin Ring Motegi Pedrosa pun bisa menyamai rekor Nieto. 

Adapun 10 Pebalap dengan podium terbanyak di Grand Prix adalah:

1. Valentino Rossi : 209 podium (112 menang - 54 kedua - 43 ketiga)

2. Giacomo Agostini : 159 podium (122 menang - 35 kedua - 2 ketiga)

3. Angel Nieto : 139 podium (90 menang - 35 kedua - 14 ketiga)

4. Dani Pedrosa : 138 podium (49 menang - 50 kedua - 39 ketiga)

5. Jorge Lorenzo : 131 podium (60 menang - 44 kedua - 27 ketiga)

6. Phil Read : 121 podium (52 menang - 44 kedua - 25 ketiga)

7. Mike Hailwood : 112 podium (76 menang - 25 kedua - 11 ketiga)

8. Max Biaggi : 111 podium (42 menang - 41 kedua - 28 ketiga)

9. Loris Capirossi : 99 podium (29 menang - 34 kedua - 36 ketiga)

10. Jim Redman : 98 podium (45 menang - 33 kedua - 20 ketiga)

Pendrosa Hampir Menyamai Rekor Angel Nieto

Baca selengkapnya

Lorenzo Alami Cedera Bahu Jelang Seri Motegi

Lorenzo Alami Cedera Bahu Jelang Seri Motegi
Menjelang balapan krusial di MotoGP Jepang, Lorenzo dikabarkan mengalami cedera bahu. Cedera itu didapatnya saat menjalani latihan dengan mini bike pada hari Sabtu (3/10/2015).

Menurut Crash, Lorenzo dikabarkan terjatuh saat sedang berlatih dengan memacu sepeda motornya. Lorenzo didiagnosis mengalami keseleo bahu. Cedera tersebut memang tidak serius. Namun, sejumlah media Spanyol menyebut tangan kirinya harus memakai semacam gendongan selama menjalani lomba di Sirkuit Motegi akhir pekan ini. 

Namun menurut akun Twitter resmi MotoGP, cedera tersebut tak berefek serius. Lorenzo dipastikan siap tampil di MotoGP Jepang. Balapan di Jepang adalah seri pembuka dari tiga balapan krusial dalam tiga pekan beruntun dikarenakan sesi akhir musim 2015. Setelah Jepang, para pebalap bakal menjalani fase krusial di Sirkuit Phillip Island (Australia) dan Sirkuit Sepang (Malaysia).
Baca selengkapnya